- Back to Home »
- Akibat Timbunan Sampah
Posted by : Balqisnurafni@gmail.com
Senin, 28 April 2014
Akibat Dari Timbunan
Sampah
Rumah Tangga
Timbunan sampah rumah tanggadapat menyebabkan
berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota
terutama daerah di sekitar tempat penumpukan.
Dampak langsung dari penanganan
sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun
penyakit kulit, gangguan pernafasan serta dapat mengganggu kesehatan
manusia dan mengganggu estetika lingkungan, karena terkontaminasinya
pemandangan oleh tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat
hidung, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya
banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang
timbunan sampah yang dibuang ke sungai.
Sebuah penelitian menyimpulkan, sampah memang menjadi salah satu penyumbang
gas rumah kaca. Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir
(TPA) harus diperhatikan. Sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi
secara anaerobik. Proses itu menghasilkan gas metana (CH4). Sampah
yang dibakar juga akan menghasilkan gas karbondioksida (CO2). Gas CH4mempunyai
kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2.
Gas metana (CH4) terbentuk karena proses fermentasi secara
anaerobik oleh bakteri metana atau disebut juga bakteri anaerobik dan bakteri
biogas yang mengurangi sampah-sampah yang banyak mengandung bahan organik sehingga
terbentuk gas metana (CH4) yang apabila dibakar dapat menghasilkan
energi panas. Sebetulnya di tempat-tempat tertentu proses ini terjadi secara
alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat. Bencana longsor yang terjadi di TPA tersebut terjadi karena
adanya akumulasi panas dalam tumpukan sampah yang pada akhirnya menimbulkan
ledakan yang sangat hebat. Karena ledakan inilah maka sampah-sampah tersebut
longsor dan menimbun puluhan rumah disekitarnya.
Jangan Membakar Sampah!
Membakar sampah merupakan kegiatan yang mempunyai peranan terjadinya
pencemaran udara. Proses pembakaran sampah walaupun skalanya kecil sangat berperan
dalam menambah jumlah zat pencemar di udara terutama debu dan hidrokarbon. Zat
pencemar tersebut, tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya
langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah
dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan pemicu kanker (karsinogenik).
Untuk menanggulangi sampah plastik, beberapa pihak mencoba untuk
membakarnya. Tetapi, proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai
partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara.
Bila manusia menghirup dioksin, maka akan rentan terhadap berbagai penyakit
diantaranya kanker, gangguan system syaraf, hepatitis, pembengkakan hati dan
gejala depresi.
Pembakaran sampah
organik juga akan menghasilkan gas metana.
Pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam air akibat adanya kegiatan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Indikator tanda bahwa air telah tercemar jika ada perubahan atau tanda
pencemaran yang dapat diamati secara fisik, kimia maupun biologi. Secara fisik,
air sudah tercemar jika ada perubahan warna, rasa dan bau. Secara kimia, jika
adanya perubahan suhu, pH, kandungan oksigen terlarut yang berkurang, kandungan
bahan kimia, dll. Sedangkan secara biologi dapat dianalisa dengan melihat
adanya bakteri patogen.
Rendahnya tingkat pelayanan umum terhadap sampah yang menyebabkan
pencemaran udara dan air meningkat. Hanya 40% sampah penduduk yang dapat dilayani,
sisanya dibakar/dibuang di badan air atau lahan terbuka. Sampah yang dibuang di
badan air dapat menyebabkan penyumbatan aliran air sehingga jika terjadi hujan akan
banjir.